Peran fisioterapi pada kondisi ini sangat dibutuhkan untuk memutuskan rantai problem yang ada pada pasien, diantaranya adalah, fisioterapi akan memberikan latihan pernafasan yaitu latihan breating exercises, yang didahului dengan massage dada, punggung serta otot-otot bantu pernafasan.
Pada pasien yang sedang dirawat di ruangan, kehadiran fisioterapi untuk memberikan mobilisasi Dini pada pasien sangat menentukan lamanya pasien dirawat, dan keberhasilan akan perawatan di Bangsal, Kondisi pasien yang relatif (multipathogin) beberapa penyakit, dibutuhkan kerjasama tim yang solit dan bisa memprioritaskan program yang menjadi problem utama.
Problem utama pada pasien geriatri biasanya saling tumpang tindih dan berkaitan. Biasanya program pasien di ruangan berkaitan dengan kasus respiratory, problem transfer dan ambulasi , diabetes melitus , Kronik Renal Failure, sistem integumen ,Sistem urogenetalis , nutrisi,dan sistem lain yang terkait.Keluhan secara umum, biasanya pasien mengalami sesak nafas nyeri, susah untuk berjalan, tidak ada nafsu makan, lemas .
Dilanjutkan dengan latihan pur sleep breating yaitu teknik latihan dengan Tarik nafas lewat hidung, di tahan sebentar, lalu ditiup lewat mulut dengan mulut mecucu, Latihan ini dilakukan beberapa kali namun jangan sampai membuat pasien kelelahan. dilanjutkan dengan latihan huffing dan caughing .Latihan haffing dan caughing ini bermaksud untuk menghentakkan dahak biar keluar dari segmen paru. Latihan berikutnya adalah latihan gerakan aktif dan latihan gerakan pasif, bagi pasien yang mampu melakukan gerakan aktif maka fisioterapi memberikan contoh, untuk ditirukan pasien.
Bagi pasien yang tidak mampu melakukan gerakan aktif maka fisioterapi melakukan gerakan pasif, agar otot-otot tetap terjaga, tidak terjadi kondisi (atrofi) otot mengecil , maupun terjadi kekakuan pada otot, akirnya kontraktur atau keterbatasan gerak pada sendi.
Kondisi pasien apabila sudah mampu untuk didudukkan di kursi roda, maka secepatnya dibawa untuk duduk di kursi roda, untuk memutuskan rantai pneumonia maupun Bronkopneumonia pada pasien, yaitu peradangan pada paru.
Baca juga: Peranan Fisioterapi Pada Lansia Dan Kedudukan Fisioterapi Dalam Tim Inderdisiplin
Edukasi kepada keluarga pasien untuk bisa Bagaimana cara memindahkan pasien pindah ke kursi roda dengan baik dan benar adalah sangat penting, karena tidak membuat cidera kepada pasien, maupun kepada keluarga pasien, karena apabila teknik memindahkan pasien ini salah maka pasien akan Cidra dan keluarga pasien akan Cidera juga, biasanya cidera pada daerah pinggang karena kesalahan dalam mengangkat pasien tidak sesuai dengan konsep ergonomic dan lifting teknik.
Setelah pasien mampu untuk di kursi roda, maka tahap berikutnya adalah secepatnya pasien diberikan senam mobilisasi Dini, yaitu teknik senam yang dilakukan secepatnya pada kondisi pasien yang masih dirawat di Bangsal rumah sakit. Baik pada pasien dengan kondisi yang belum bisa berjalan, baru bisa duduk di bed, maupun pasien baru belajar berdiri dan berjalan.
Lama waktu senam, serta dosis daripada senam ditentukan oleh fisioterapi, sehingga pasien diharapkan tidak sampai terjadi exercise induced asma atau asma yang tercetus karena latihan yang kurang tepat. Atau bahkan (dekompensasi cordis) Kondisi jantung mengalami kegagalan memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrisi dan oksigen secara Adekuat.
Lahir di Bukittingi 30 April 1982
Pendidikan terakhir S1 Fisioterapi Universitas Hasanuddin Makassar
Bekerja di RSUD Sawahlunto sebagai fisioterapi dari tahun 2005.