Haemodialisa (Cuci Darah)
Fasilitas Ruangan Haemodialisa RSUD Sawahlunto :
- 4 tempat Tidur Pasien HD
- 4 mesin HD
- Air Cinditoner
- Televisi
- Central Oxygen,
- Pelayanan Tindakan (Inisiasi,Terminasi, Reuse Dializer)
- Kamar Mandi
Haemodialisa RSUD Sawahlunto merupakan unit pelayanan penunjang medis bagi pasien gagal ginjal tahap akhir. Pelayanan Haemodialisa RSUD Sawahlunto dilakukan oleh perawat yang telah mendapatkan sertifikasi “Mahir Haemodialisa” oleh Departemen Kesehatan dan PERNEFRI (Persatuan Nefrologi Indonesia) dibawah tanggung jawab dokter spesialis penyakit dalam yang juga telah mendapat sertifikat pelatihan Haemodialisis.
Pasien Haemodialisa RSUD Sawahlunto adalah pasien rawat inap dan rawat jalan dimana tindakan ini merupakan terapi pengganti ginjal yang dilaksanakan secara kontinyu terhadap pasien,dan pelayanan Haemodialisai di RSUD Sawahlunto juga dilengkapi dengan konsultasi gizi /diet pasien gagal ginjal secara GRATIS oleh Nutrisionist . Selama menjalani terapi ini, pasien masih bisa melakukan aktifitas ringan seperti makan dan minum, menonton televisi, serta mendengarkan musik yang telah kami fasilitasi.
SEKILAS TENTANG HAEMODIALISA
Pengertian :
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan.
Hemodialisis berasal dari kata hemo yang berarti darah dan dialysis yang berarti pemisahan atau filtrasi, melalui membrane semi-permeabel. Jadi hemodialisa adalah proses pemisahan atau filtrasi zat-zat tertentu dari darah melalui membrane semi-permeabel
Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer. Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan.
Dasar-dasar Hemodialisis
Setiap 1 juta penduduk terdapat 25-50 orang mengalami gagal ginjal terminal (GGT)/tahun. Bila tidak diobati : meninggal dunia, ila diobati dengan terapi pengganti (TP) : masih dapat hidup bertahun-tahun.
Terapi Pengganti (TP) :
- Hemodialisa
- CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialisis)
- Transplantasi ginjal
Hemodialisa merupakan salah satu bentuk terapi pada pasien dengan kegagalan fungsi ginjal, baik yang sifatnya akut maupun kronik sampai pada stadium gagal ginjal terminal, dengan bantuan mesin hemodialisa. Ada 3 unsur penting yang saling terkait pada proses hemodialisa yaitu : sirkuit darah (saluran ekstrakorporeal), ginjal buatan (dializer), dan sirkuit dialisat.
Prinsip pada hemodialisis, mesin memompa darah dari tubuh pasien ke dalam dializer, dan dari sisi lain cairan dialisat dialirkan kedalam dializer. Didalam dializer inilah proses dialysis terjadi. Darah yang sudah didialisis atau sudah dibersihkan dipompa kembali kedalam tubuh. Untuk kelancaran dan keberhasilan proses hemodialisis dengan mesin hemodialisis diperlukan suatu prosedur tentang tindakan hemodialisis.
Tujuan Hemodilisa
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan.
Indikasi Hemodialisa
1. Indikasi segera
Koma, perikarditis, atau efusi pericardium, neuropati perifer, hiperkalemi, hipertensi maligna, over hidrasi atau edema paru, oliguri berat atau anuria.
2. Indikasi dini
- Gejala uremia : Mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan dan perkembangan seks dan perubahan kulitas hidup.
- Laboratorium abnormal : Asidosis, azotemia (kreatinin 8-12 mg %) dan Blood Urea Nitrogen (BUN) : 100 – 120 mg %, TKK : 5 ml/menit.
3. Frekuensi Hemodialisa
Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu.
Program dialisa dikatakan berhasil jika :
- Penderita kembali menjalani hidup normal
- Penderita kembali menjalani diet yang normal
- Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi
- Tekanan darah normal
- Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif
KOMPLIKASI | PENYEBAB |
Demam | Bakteri atau zat penyebab demam (pirogen) di dalam darah |
Reaksi anafilaksis yg berakibat fatal (anafilaksis) | Tekanan darah rendah |
Tekanan darah rendah | Terlalu banyak cairan yg dibuang |
Gangguan irama jantung | Kadar kalium & zat lainnya yg abnormal dalam darah |
Emboli udara | Udara memasuki darah di dalam mesin |