Prinsip utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus. Perkembangan motorik kasar difokuskan pada keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan motorik dasar (fundamental motor skills) meliputi jalan, lari, lompat, loncat, dan keterampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan bola. Senam pinguin yang bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan, koordinasi, dan kelincahan anak dalam bergerak sehingga fundamental motor skills anak akan meningkat dan terampil.
Penelitian yang digunakan adalah pre experimental dengan one group pre and post test design with time series. Populasi penelitian berjumlah 22 siswa TK Bunga Asya Tamalanrea Makassar yang dilaksanakan pada bulan Februari- Maret selama 6 minggu (18 kali perlakuan). Analisis dilakukan uji paired sample t-test didapatkan hasil pre test dan post test I p = 0,014 (p <0,05), post test 1 dan post test II p = 0,086 (p >0,05), post test II dan post test III p = 0,021 (p <0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa senam pinguin berpengaruh terhadap fundamental motor skills anak usia dini.
Karakteristik Sampel Penelitian
Hasil analisis tabel 1 menunjukkan bahwa hasil persentasi responden perempuan sebanyak 59,1% dan untuk responden laki-laki sebanyak 40,9%. Sejalan dengan Yenny (2017) dalam Jurnal Penelitiannya “Gambaran perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun yang bermain gadget” ditinjau dari aspek jenis kelamin, subyek laki-laki memperlihatkan perkembangan motorik kasar yang lebih baik dari pada subyek perempuan berdasarkan usianya.
Dalam perkembangan motorik, jika anak laki-laki dan perempuan diberikan dorongan, perlengkapan, dan kesempatan yang sama untuk berlatih selama tahun-tahun permulaan, tidak ditemukan adanya perbedaan jenis kelamin yang berarti 9
Untuk karakteristik usia seluruh sampel 100% berusia 5 tahun, dimana anak dengan usia 4-5 tahun perkembangan kognitifnya mencapai pre-operasional (phraksis) dimana anak mulai mengenal gerakan yang bertujuan dan mulai menguasai keterampilan motoriknya. Keterampilan gerak anak akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia, seringmya latihan/senam koordinasi mata dan tangan yang dipengaruhi oleh sistem muskuloskeletal dan sistem sensorik dan kemudian gerakan-gerakannya akan semakin sempurna.
Koordinasi mata dan tangan juga berkaitan dengan keseimbangan gerak dimana dipengaruhi oleh kontrol postural yang terdiri dari komponen sistem sensoris, central processing dan sistem efektor 10.
Untuk karakteristik tinggi badan dan berat badan peneliti juga tidak mengkategorikannya untuk mengetahui pengaruh senam pinguin terhadap fundamental motor skillsnya. Tapi, menurut Prameswari dkk (2017) dalam penelitiannya “Pengaruh Status Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak 5-6 Tahun di TK Mujahidin” pengaruh status gizi 25,6% terhadap motorik kasarnya dan 74,4% dipengaruhi oleh variabel lainmya.
Perkembangan motorik anak prasekolah adalah bahwa ada suatu perubahan, baik fisik maupun psikis, sesuai dengan masa pertumbuhan, keberadaan perkembangan motorik anak juga dipengaruhi hal lain diantaranya asupan gizi, status kesehatan, dan perlakuan motorik sesuai dengan masa perkembangan.
Kekurangan gizi pada anak usia dini sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak disaat masuk sekolah. Kemampuan motorik mempunyai salah satu unsur didalamnya yaitu status gizi11.
Pengaruh Senam Pinguin Terhadap Fundamental Motor Skills Anak Usia Dini
Hasil uji analisis dapat dilihat bahwa terjadi perubahan yang bermakna pada post test I dan III, nilai p=0,014 dan p=0,021 (p<0,05). Dimana pada saat pemberian senam pinguin anak fokus terhadap gerakan-gerakan yang diberikan oleh peneliti dan mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh peneliti dengan baik, mungkin dikarenakan anak masih baru mengenal senam pinguin ini yang sebelumnya belum pernah diberikan oleh guru mereka sehingga anak tertarik untuk melakukannya. Sehingga hasil pengukuran fundamental motor skillsnya meningkat.
Sementara hasil dari post test II hasil p=0,086 (p>0,05) tidak terjadi perubahan yang bermakna. Dimana pada saat ini anak mulai tampak bosan pada pemberian senam pinguin sehingga tidak terlalu fokus mengikuti instruksi peneliti. Dan saat pemberian senam pinguin banyak anak yang intensitasnya tidak hadir dibandingkan post test I dan III, dikarenakan anak banyak yang sakit.
Sejalan dengan hasil penelitian Fredi Tri Widianto yang dikutip dari Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation12 menyebutkan bahwa hasil tes keterampilan gerak dasar (fundamental motor skills) yang diperoleh dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kurangnya kemampuan siswa dalam memahami perintah atau instruksi yang diberikan peneliti dan kurangnya kecepatan siswa untuk merespon stimulus yang datang dari luar.
Ketika anak mendapatkan stimulasi, pastikan anak sudah melalui perkembangan sebelumnya. Salah satu cara menstimulasi gerak dasar anak adalah dengan pendidikan jasmani khususnya dengan pembelajaran senam irama.
Menurut kerangka kerja “guided plasticity facilitation”, efek fasilitasi dari tugas motorik akan memicu neurofisiologis mendasar untuk memperoleh neuroplastisitas sementara dan efek memandu dari tugas kognitif yang akan memulai mekanisme bertahan hidup dari sinaps atau neuron yang baru lahir. Langkah yang kompleks berupa stimulasi diperlukan untuk mempertahankan hidup sinaps atau neuron yang baru dihasilkan 13
Dengan berulang kali mengaktifkan neuron tertentu dengan tugas khusus, koneksi sinaptik antara neuron tersebut menjadi lebih kuat. Ini adalah salah satu bentuk “plastisitas yang bergantung pada aktivitas”, dan dianggap sebagai faktor utama dalam pembelajaran motorik tugas-tugas baru. Pada awalnya, proses kontrol eksekutif mungkin diperlukan untuk menggerakkan pola spesifik tugas yang tepat dari penembakan neuron di tingkat yang lebih rendah misalnya, pusat kendali otak dan tulang belakang.
Namun, dengan praktik dan pembelajaran motorik yang memadai, polanya secara bertahap menjadi lebih otomatis dan secara bertahap dilepaskan dari kendali eksekutif 14
Neuroplastisitas pada otak mengakibatkan adanya sistem adaptif di otak yang pada akhirnya akan menghasilkan automatisasi. Automatisasi akan mengakibatkan pemrosesan otomatis cepat dan paralel, misalnya informasi diberikan bahwa perubahan tak terduga pada kemiringan atau tekstur permukaan berjalan sehingga harus dengan cepat dan akurat diintegrasikan ke dalam siklus gaya berjalan yang sedang berlangsung untuk ambulasi yang aman. Kontrol otomatis menyebabkan informasi dapat dengan cepat dikirim dan diintegrasikan melalui jalur refleks tulang belakang (yaitu, pemprosesan informasi paralel yang cepat)15.
Kehilangan otomatisitas dan ketergantungan kompensasi pada kontrol eksekutif dapat terlalu membebani persediaan sumber daya eksekutif yang tersedia. Ini akan mengarah pada kompetisi untuk sumber daya eksekutif dan dapat mengakibatkan penurunan kinerja untuk tugas berjalan dan tugas ganda16
Dengan metode adaptasi (Adaptation Theory) yang diberikan secara terus menerus berupa bentuk latihan fisik terhadap perkembangan anak, maka input sensorik akan diolah menjadi sebuah rangsangan sehingga dapat menghasilkan sebuah gerakan.
Efek dari gerakan adaptasi akan mengadaptasi impuls neuron dari aktivitas rangsangan sensorik sehingga akan mempengaruhi output yang dihasilkan sehingga output tersebut dapat menghasilkan gerakan yang terkoordinasi yang merupakan hasil kerja sama dari respon kortikal 17
Baca juga : Peran Fisioterapi Untuk Mobilisasi Dini Pada Pasien Rawat Inap
Senam akan dapat membantu menyeimbangkan fungsi otak, baik itu otak kanan dan kiri (dimensi lateralisasi), batang otak, otak depan (dimensi pemfokusan) serta sistem limbik dan otak besar (dimensi pemusatan). Dalam senam pinguin terdapat gerakan-gerakan terkoordinasi yang dapat menstimulasi kerja otak sehingga lebih aktif 3
KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat pengaruh pemberian senam pinguin terhadap fundamental motor skills anak usia dini di TK Bunga Asya Tamalanrea Makassar. Untuk anak pra sekolah akan sangat bermanfaat apabila senam pinguin diberikan sesuai kebutuhan dan tahapan tumbuh kembang dan diberikan secara rutin. Bagi guru TK hendaknya mengefektifkan pembelajaran senam pinguin yang mengembangkan berbagai macam aspek gerak anak.
Lahir di Bukittingi 30 April 1982
Pendidikan terakhir S1 Fisioterapi Universitas Hasanuddin Makassar
Bekerja di RSUD Sawahlunto sebagai fisioterapi dari tahun 2005.