Sambut Hari Jadi Kota Sawahlunto Ke-134

Sambut Hari Jadi Kota Sawahlunto Ke-134

Artikel Pilihan Berita Event
Jumat, 25 November 2022 0 komentar

Tanggal 1 Desember setiap tahun, Pemerintah daerah Kota Sawahlunto senantiasa memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) dengan berbagai kegiatan, baik menjelang HUT maupun setelah itu. Salah satu agenda pokok adalah “Makan Bajamba” dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat, perantau, apalagi dinas/instansi termasuk RSUD Sawahlunto.

Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia.[5] Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi “Kota Wisata Tambang yang Berbudaya”.

Sejarah Kota Sawahlunto

Cikal bakal dijadikannya Sawahlunto sebagai kota terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa geolog asal Belanda ke pedalaman Minangkabau (saat itu dikenal sebagai Dataran Tinggi Padang), sebagaimana yang ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penelitian pertama dilakukan oleh Ir. C. De Groot van Embden pada tahun 1858, kemudian dilanjutkan oleh Ir. Willem Hendrik de Greve pada tahun 1867. Dalam penelitian De Greve, diketahui bahwa terdapat 200 juta ton batu bara yang terkandung di sekitar aliran Batang Ombilin, salah satu sungai yang ada di Sawahlunto.[7] Sejak penelitian tersebut diumumkan ke Batavia pada tahun 1870, pemerintah Hindia Belanda mulai merencanakan pembangunan sarana dan prasarana yang dapat memudahkan eksploitasi batu bara di Sawahlunto. Selanjutnya Sawahlunto juga dijadikan sebagai kota pada tahun 1888, tepatnya pada tanggal 1 Desember yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Sawahlunto.

Apa Arti Sawahlunto?

Kata ‘Sawahlunto‘ berasal dari dua suku kata, yakni ‘sawah’ dan ‘lunto’. Sawah itu terletak di sebuah lembah yang dialiri sebuah anak sungai yang bernama Batang Lunto. Berhulu di lembah bukit-bukit Nagari Lumindai di sebelah barat, anak sungai itu mengalir ke Nagari Lunto dan mengairi areal persawahan di sana.

Kota Sawahlunto termasuk suku apa?

Suku bangsa. Penduduk kota Sawahlunto saat ini didominasi oleh kelompok etnik Minangkabau dan Jawa. Etnik lain yang juga menjadi penghuni adalah Tionghoa dan Batak.

Sawahlunto merupakan salah satu kota di Sumatera Barat yang sangat populer dikalangan wisatawan. Di kota yang lokasinya berada di dataran tinggi ini kamu akan menemukan berbagai bangunan cagar budaya dari masa pemerintahan kolonial Belanda.

Kuliner Khas Kota Sawahlunto

Selain destinasi wisata, kota Sawahlunto juga dikenal karena kelezatan kuliner khasnya yang beragam. Penasaran apa saja? Yuk simak penjelasannya berikut ini.

  • Kue Pinyaram
  • Dendeng Batokok
  • Pical
  • Ale-ale Apam
  • Sup Silungkang

Itulah kuliner khas Sawahlunto yang kelezatannya tiada tara. Apakah ada favoritmu?

Pariwisata di Kota Sawahlunto

Objek wisata unggulan yang ada di kota ini adalah atraksi wisata tambang, di mana pengunjung dapat melakukan napak tilas pada areal bekas penambangan yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Kota Sawahlunto memiliki banyak bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda.[34][35] Sebagian bangunan telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai cagar budaya dan objek wisata, salah satunya adalah Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Bangunan tua lainnya adalah Kantor PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin yang dibangun pada tahun 1916.[36] Bangunan ini memiliki menara pada bagian tengah dan di sekitarnya terdapat taman yang dikenal sebagai Taman Segitiga.

Tidak jauh dari Taman Segitiga, terdapat Lubang Suro yang diambil dari nama seorang mandor pekerja paksa, Mbah Suro. bersebelahan dengan objek wisata Lubang Suro, didirikan Gedung Info Box yang menyediakan berbagai informasi dan dokumentasi tentang sejarah pertambangan batu bara di kota Sawahlunto.

Sumber : Wikipedia
0 Komentar